Sahabat PutihBlogger tentunya para sahabat sudah kenal dengan orang yang 1 ini, siapakah dia ? yaitu Mario Teguh (guru super indonesia).
Kita sering mendengar dua kata ini, motivational speaker. Seseorang berbicara di depan audience, dengan cara bicara yang amat meyakinkan, membuat semua orang terkesima, dan bisa merubah hidup para pendengarnya. Bagaimana mereka bisa melakukannya? Berikut adalah teknik yang paling umum digunakan oleh para motivational spekaer.
LANGKAH PERTAMA
Pertama dan paling penting: Buatlah audience merasa nyaman dengan pernyataan atau ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "I AM OK, YOU ARE OK".
"Saya senang sekali bisa bersama di ruangan ini, dengan sekelompok orang yang cerdas, pandai dan brilian!"
Jangan bicarakan tentang subyek atau topik utama.
LANGKAH KEDUA
Mulailah berbicara dari sebuah titik yang disebut dengan "titik kesepahaman".
Kita sering mendengar dua kata ini, motivational speaker. Seseorang berbicara di depan audience, dengan cara bicara yang amat meyakinkan, membuat semua orang terkesima, dan bisa merubah hidup para pendengarnya. Bagaimana mereka bisa melakukannya? Berikut adalah teknik yang paling umum digunakan oleh para motivational spekaer.
LANGKAH PERTAMA
Pertama dan paling penting: Buatlah audience merasa nyaman dengan pernyataan atau ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "I AM OK, YOU ARE OK".
"Saya senang sekali bisa bersama di ruangan ini, dengan sekelompok orang yang cerdas, pandai dan brilian!"
Jangan bicarakan tentang subyek atau topik utama.
LANGKAH KEDUA
Mulailah berbicara dari sebuah titik yang disebut dengan "titik kesepahaman".
Titik ini adalah sebuah cara pandang, atau persepsi, atau pemahaman di mana setiap orang akan mengatakan atau merasakan: "Ya! Memang begitulah adanya."
"Cinta, adalah salah satu hal paling berharga di dunia."
LANGKAH KETIGA
Secara perlahan, bergeraklah ke "titik perbedaan", atau "titik ketidaksepahaman". atau "titik kontroversi".
Pergeseran ini harus dilakukan secara bertahap. Semua pergeseran itu harus merupakan pergeseran dari KEPALA ke HATI atau dari KEPALA ke PERUT. Dari alasan-alasan LOGIS ke persoalan PERASAAN dan SUASANA HATI.
"Kita mencintai kehidupan. Kita mencintai makhluk dan ciptaan Tuhan di bumi. Kita mencintai teman dan keluarga. Kita ingin semuanya terpelihara dan terpenuhi kebutuhannya. Kita ingin selalu ada di sana saat mereka memerlukan kita. Dalam suka dalam duka. Hanya dengan berada di sana, kita merasakan bahwa kita telah memberikan dukungan emosional. Hal terkecil yang bisa kita lakukan untuk orang-orang yang kita cintai, adalah dengan berada di sana bersama mereka."
"Jika orang-orang itu adalah orang-orang penting dalam hidup Anda, maka merekalah cinta kita. Maka, Anda dan Saya adalah juga orang-orang penting dalam hidup setiap orang."
"Dan jika kita mencintai mereka, maka mengapakah kita terus saja menghancurkan diri sendiri dengan berbagai perilaku buruk? Perilaku yang buruk di mata kita, dan di mata mereka -- orang-orang yang kita cintai itu?"
"Bayangkanlah beberapa tahun dari sekarang, jika seseorang yang kita cintai berada dalam masalah, atau berada dalam kesenangan dan kebahagiaan. Dan saat itu, mereka begitu ingin, sangat-sangat ingin berbagi semua itu dengan kita. Sangat ingin saling menaruh perhatian dengan kita? Dan..."
Pertahankanlah kontak mata, perhatikan bahasa tubuh mereka.
LANGKAH KEEMPAT
Saat Anda bisa merasakan bahwa mereka telah mencapai suatu "titik tuned-in" dengan Anda, jangan buang kata lagi. Mintalah mereka melakukan sesuatu! Sesuatu yang sangat jelas, mudah dan realistis. Sesuatu yang harus dilakukan -- hari ini juga!
"Bisakah kita memutuskan -- sekarang -- dan berkomitmen mengakhiri segala perilaku buruk yang menyakiti dan melukai orang-orang yang kita cintai?"
"Mari kita tandai kesepakatan ini, dengan membubuhkan tanda tangan di kertas ini -- sekarang!"
LANGKAH KELIMA
Anggap mereka bisa menyetujuinya. Katakan bahwa Anda yakin dan percaya bahwa mereka semua akan melakukannya sesuai komitmen.
Berterimakasihlah pada mereka, dan tutup bicara Anda.
"Cinta, adalah salah satu hal paling berharga di dunia."
LANGKAH KETIGA
Secara perlahan, bergeraklah ke "titik perbedaan", atau "titik ketidaksepahaman". atau "titik kontroversi".
Pergeseran ini harus dilakukan secara bertahap. Semua pergeseran itu harus merupakan pergeseran dari KEPALA ke HATI atau dari KEPALA ke PERUT. Dari alasan-alasan LOGIS ke persoalan PERASAAN dan SUASANA HATI.
"Kita mencintai kehidupan. Kita mencintai makhluk dan ciptaan Tuhan di bumi. Kita mencintai teman dan keluarga. Kita ingin semuanya terpelihara dan terpenuhi kebutuhannya. Kita ingin selalu ada di sana saat mereka memerlukan kita. Dalam suka dalam duka. Hanya dengan berada di sana, kita merasakan bahwa kita telah memberikan dukungan emosional. Hal terkecil yang bisa kita lakukan untuk orang-orang yang kita cintai, adalah dengan berada di sana bersama mereka."
"Jika orang-orang itu adalah orang-orang penting dalam hidup Anda, maka merekalah cinta kita. Maka, Anda dan Saya adalah juga orang-orang penting dalam hidup setiap orang."
"Dan jika kita mencintai mereka, maka mengapakah kita terus saja menghancurkan diri sendiri dengan berbagai perilaku buruk? Perilaku yang buruk di mata kita, dan di mata mereka -- orang-orang yang kita cintai itu?"
"Bayangkanlah beberapa tahun dari sekarang, jika seseorang yang kita cintai berada dalam masalah, atau berada dalam kesenangan dan kebahagiaan. Dan saat itu, mereka begitu ingin, sangat-sangat ingin berbagi semua itu dengan kita. Sangat ingin saling menaruh perhatian dengan kita? Dan..."
Pertahankanlah kontak mata, perhatikan bahasa tubuh mereka.
LANGKAH KEEMPAT
Saat Anda bisa merasakan bahwa mereka telah mencapai suatu "titik tuned-in" dengan Anda, jangan buang kata lagi. Mintalah mereka melakukan sesuatu! Sesuatu yang sangat jelas, mudah dan realistis. Sesuatu yang harus dilakukan -- hari ini juga!
"Bisakah kita memutuskan -- sekarang -- dan berkomitmen mengakhiri segala perilaku buruk yang menyakiti dan melukai orang-orang yang kita cintai?"
"Mari kita tandai kesepakatan ini, dengan membubuhkan tanda tangan di kertas ini -- sekarang!"
LANGKAH KELIMA
Anggap mereka bisa menyetujuinya. Katakan bahwa Anda yakin dan percaya bahwa mereka semua akan melakukannya sesuai komitmen.
Berterimakasihlah pada mereka, dan tutup bicara Anda.
TIPS:
Dalam setiap tahap, maksimalkan penggunaan kata "kita". Kita tahu. Kita harus. Kita bisa. Kita ingin. Kita berharap.
Gunakan metode pathos (emosional) yang lebih powerful. Cara termudah adalah dengan menggunakan kalimat konotatif seperti "Kita berharap, seperti kita berharap saat kita melihat langit akan runtuh."
Jangan lepas anak panah lebih dari yang diperlukan.
Jangan paksakan situasi emosional. Biarkan ia mengalir secara alamiah. Jika tidak, semuanya akan buyar.
Satu CERITA TENTANG MANUSIA adalah lebih powerful dari pada seratus argumentasi. Daripada ribuan fakta dan angka.